Kelas : X-MIA 5
No. Absen : 28
KUHP dalam Anekdot
Paragraf 1. Seorang dosen
fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana
kelas biasa-biasa saja.
Paragraf 2. Saat sesi
tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen.“Apa kepanjangan KUHP, Pak?”
Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen.
Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
Paragraf 3. Mahasiswa lain
tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya
menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban
itu?”
Dasar
Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris
mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak …!”
Semua
mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan.
Lalu,
mereka tertawa terbahak-bahak.
Paragraf 4. Gelak tawa
mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
(Diadaptasi dari
http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)
Berdasarkan teks di atas
silakan jawab soal berikut!
(1) Teks
anekdot mengandung unsur lucu. Betulkah setiap cerita lucu dapat digolongkan ke
dalam anekdot?
Jawab:
Setiap cerita lucu
belum tentu dapat digolongkan ke dalam anekdot. Karena ciri teks anekdot adalah
mengandung suatu kritikan atau lelucon yang berkenaan dengan bidang layanan publik. Sedangkan cerita lucu
belum tentu mengandung suatu kritikan atau lelucon tertentu.
(2) Lawak juga mengandung
unsur lucu. Apakah teks anekdot sama dengan teks lawak?
Jawab:
Teks anekdot
dengan teks lawak memang mengandung unsur lucu tetapi kedua teks tersebut
berbeda. Teks lawak biasanya mengandung perkataan – perkataan yang mengundang
gelak tawa karena banyolan-banyolan aneh dari sang pelawak dan biasanya
banyolan tersebut lebih ke arah mengejek orang lain. Sedangkan teks anekdot
memiliki ciri seperti mengandung unsur kritikan atau lelucon untuk seseorang,
dan lebih kepada menyindir suatu hal. Biasanya membahas tentang masalah politik
atau hal lain.
(3) Siapakah yang
biasanya menjadi tokoh atau partisipan dalam anekdot? Apakah tokoh atau partisipan
yang dimaksud harus selalu orang yang terkenal?
Jawab a:
Biasanya yang menjadi tokoh atau partisipan dalam anekdot adalah orang
penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Jawab b:
Tidak. Yang menjadi tokoh atau partisipan dalam anekdot boleh siapa saja, tidak
selalu Orang terkenal. Terkadang ada orang
yang tidak terkenal atau asal-asalan yang menjadi tokoh atau partisipan
dalam anekdot.
(4) Di media apa sajakah
teks anekdot ditemukan? Sebutkan jenis medianya dan contoh anekdot yang
dimaksud!
Jawab a:
Teks anekdot dapat ditemukan di seluruh media massa, baik cetak maupun
elektronik.
Jawab b:
Yaitu media cetak
maupun elektronik seperti di televisi, koran, artikel dll. Misalnya: kartun
sindiran “Bang One” di channel TV ONE, cerita pendek berkartun yang diselingi
dengan bahasa Banjar yang fasih yang biasa ditemukan di Koran KALTIM POST, foto Gusdur
yang di edit menjadi lelucon tapi mengandung pesan.
(5) Contoh anekdot teks
di atas ini terjadi di bidang hukum. Di bidang apa sajakah kalian dapat
menemukan teks anekdot?
Jawab:
Kita dapat menemukan teks anekdot di berbagai bidang,
seperti di bidang hukum, sosial, politik,
budaya, pendidikan, lingkungan, administrasi, dan transportasi.
Setelah kalian membaca teks “KUHP dalam Anekdot”, jawablah
pertanyaan berikut ini!
(1) Apakah yang membuat
teks tersebut digolongkan ke dalam teks anekdot?
Jawab:
Karena teks tersebut mengandung ciri-ciri teks anekdot
yaitu lucu, menyindir, mengandung kritikan, faktual (nyata), ada pesan yang
terkandung, dan membuat jengkel atau konyol. Sehingga teks tersebut digolongkan
ke dalam teks anekdot.
(2) Ciri apa sajakah yang
menandai teks anekdot?
Jawab:

1.
Teks anekdot bersifat lucu dan mengesankan.
2.
Digunakan untuk menyampaikan kritik atau lelucon
di bidang layanan publik.
3.
Biasanya tokoh atau partisipannya adalah orang
penting atau terkenal.
4.
Berdasarkan kejadian yang sebenarnya atau hanya
cerita rekaan.

1. Abstraksi
Bagian awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks,
bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
2. Orientasi
Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana
peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini.
3. Krisis
Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang
terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
4. Reaksi
Bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah
5. Koda
Bagian akhir dari cerita unik tersebut, bisa juga dengan memberi kesimpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
(3) Siapakah partisipan
yang digambarkan dalam anekdot itu?
Jawab:
Partisipan dalam anekdot tersebut adalah
dosen dan mahasiswa.
(4) Apakah cerita pada
anekdot itu betul-betul terjadi atau hanya rekaan?
Jawab:
Sebagian besar hanya rekaan. Namun ada pula yang betul-betul terjadi atau
diambil dari kehidupan nyata namun diubah sebagian jalan ceritanya.
(5) Seandainya cerita itu
betul-betul terjadi, beranikah mahasiswa menjawab pertanyaan dosennya dengan
tidak serius?
Jawab:
Kembali kepada mahasiswanya, berani atau tidak. Dan
juga harus melihat kondisinya, jika dosen yang mengajar saat itu baik hati maka
kemungkinan besar mahasiswa berani menjawab pertanyaan dengan tidak serius dan
jika dosen yang mengajar saat itu killer (jahat dan tegas) maka kemungkinan
besar makasiswa tidak berani menjawab pertanyaan dengan tidak serius.
(6) Singkatan KUHP pada anekdot di atas dipelesetkan. Apakah maksud
dan pesan teks yang dikandung?
Jawab:
Maksud dan pesan teks tersebut adalah menyampaikan
kebiasaan buruk hukum di Indonesia.
(7) Diskusikan dengan
teman sebangku kalian, siapa sebenarnya yang dikritik lewat sindiran dalam teks
tersebut!
Jawab:
Yang dikritik lewat sindiran
dalam teks tersebut adalah pemerintah dan aparat penegak hukum di Indonesia.
(8) Apakah sindiran itu
sampai kepada yang dituju?
Jawab:
Jika yang dituju membaca, tentu ia
akan merasa tersindir. Walau tidak menampakkan perasaan itu.
(9) Tunjukkan unsur lucu
atau konyol yang terdapat di dalam teks tersebut.
Jawab:
Saat Ahmad menjawab pertanyaan Ali yang dilemparkan
pak dosen kepadanya, Ahmad menjawab kepanjangan KUHP "Kasih Uang Habis
Perkara" atau Memplesetkan kepanjangan dari KUHP.
(10) Jelaskan reaksi yang terjadi
pada diri dosen dan pada diri mahasiswa.
Jawab:
Dosen menggeleng-gelengkan kepala dan Mahasiswa
lain tertawa terbahak-bahak.
Cermatilah struktur teks anekdot berikut!
Abstraksi
|
Seorang dosen memberikan kuliah Hukum Pidana
(paragraf 1).
|
|
Orientasi
|
Suasana kelas biasa-biasa saja (paragraf 1).
|
|
Krisis
|
KUHP dipelesetkan menjadi “Kasih Uang Habis
Perkara” (paragraf 2).
|
|
Reaksi
|
Mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen
menggeleng-gelengkan kepala (paragraf 3).
|
|
Koda
|
Kelas kembali berlangsung normal (paragraf 4).
|
|
Berdasarkan struktur teks anekdot di atas, jawablah soal berikut!
(1) Apakah abstraksi itu
sama dengan pembukaan? Berfungsi sebagai apakah abstraksi itu?
Jawab a:
Menurut saya,
abstraksi itu berbeda dengan pembukaan. Karena abstraksi merupakan suatu
ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah dan
ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Sedangkan, pembukaan biasanya
berupa rumusan dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan artikel ilmiah.
Jawab b:
Abstraksi berfungsi sebagai ringkasan yang lengkap dan
menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstraksi ditempatkan pada bagian
awal artikel ilmiah.
(3) Apakah orientasi
berfungsi untuk membangun konteks perkuliahan?
Jawab:
Menurut saya
bisa jadi, karena orientasi berarti pengenalan ataupun pemahaman.
Jadi dengan adanya orienstasi terlebih dahulu maka konteks perkuliahan akan lebih mudah terbangun dan calon peserta didik tidak akan terkejut nantinya akan perkuliahan yang sebenarnya, karena telah mengenal konsepnya di masa perkuliahan.
Jadi dengan adanya orienstasi terlebih dahulu maka konteks perkuliahan akan lebih mudah terbangun dan calon peserta didik tidak akan terkejut nantinya akan perkuliahan yang sebenarnya, karena telah mengenal konsepnya di masa perkuliahan.
(4) Seandainya krisis
dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan, ketidakpuasan
atau kejanggalan tentang apa yang dimaksud?
Jawab:
Yang dimaksud
dengan kejanggalan atau ketidakpuasan dalam menghadapi krisis adalah sesuatu
yang masih melekat dan selalu teringat dengan sesuatu hal yang tidak maksimal.
(5) Setujukah kalian
reaksi itu berkenaan dengan tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa atau dosen
tentang pelesatan KUHP itu?
Jawab:
Setuju.
(6) Berikan penjelasan
seandainya kalian tidak setuju bahwa koda sama dengan penutup. Pikirkan bahwa
penutup menggambarkan situasi yang seimbang dengan situasi pada orientasi.
Jawab:
Orientasi adalah kalimat yang
menggambarkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa itu
terjadi. Sedangkan, Koda adalah kalimat yang menjelaskan situasi di akhir cerita,
bisa juga memberikan kesimpulan. Jadi, pada dasarnya koda sama dengan penutup
karena menjelaskan situasi di akhir cerita.
~ Semoga Bermanfaat ~
No 4 salah jawabannya tunggu
BalasHapusPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Komen
BalasHapus